You are here: Home > > Ayo ngeBlog!

Ayo ngeBlog!

Ayo ngeBlog!

Link to Ayo ngeblog

5 Pelajaran dari Post List

Posted: 04 Jul 2016 02:31 PM PDT

Hari Senin lalu saya mempublish sebuah post list. Teknik ini mungkin sudah cukup umum bagi banyak blogger. Yaitu membuat daftar seperti '10 hal yang perlu anda ketahui tentang blog' atau lainnya. Di media cetak seperti majalah pun kita mengenal teknik seperti ini. Tulisan post list ini saya beri judul The Best, the Rest, the Rare: 100 AutoCAD Tips You Should Know.

Saya tidak ingin membahas detail soal post list. Pendek kata, ini adalah cara yang paling mudah untuk menarik banyak pengunjung. Mudah ditebak, begitu saya publish, saya melihat ada spike pada traffic ke blog saya.

traffic_spike

Namun ada beberapa hal penting di balik banyaknya traffic itu. Mulai dari proses pembuatan post list tersebut sampai akhirnya post list itu langsung di link oleh beberapa blog dan situs besar, dan akhirnya memperoleh traffic yang signifikan.

1. Koneksi

Hampir semua pekerjaan akan menghasilkan lebih baik kalau kita berkolaborasi atau bekerja sama dengan orang lain. 100 tips yang saya susun bukanlah daftar yang pendek. Saya sendiri menulis puluhan tips, namun tentunya angka 100 lebih mengesankan ketimbang 20.

jack_plug

Akhirnya saya memutuskan untuk menghubungi beberapa blog besar yang saya ikuti. Saya jelaskan tujuan saya, dan minta jika mereka punya beberapa tips andalan untuk disertakan. Saya akan mereview sedikit, lalu melink ke posting asli mereka. Tidak semua merespon, tapi ada. Umumnya yang membalas adalah mereka yang sering saling bertukar komentar di blog masing-masing, saling terhubung di Twitter, facebook, atau LinkedIn. Di dunia nyata, kita mengenal kkn. Di dunia maya, hal ini juga berlaku. Tapi ingat, jangan ada pihak yang dirugikan!

Ini adalah win-win-win solution. Saya diuntungkan dan terbantu dengan adanya tambahan materi tersebut. Para pemilik blog akan diuntungkan dengan dipasangkan linknya di blog saya. Dari sisi SEO dan visitor, mereka akan memperoleh keuntungan. Sementara dari sisi visitor saya, mereka akan memperoleh list yang bermutu tinggi dan komplit. Yang rugi? Tidak ada!

2. Kerja Keras

Post list sebetulnya merupakan tipe posting yang paling mudah, apalagi kalau sekedar merefer ke posting lain. Tentu kita masih harus sedikit berpikir untuk menambahkan review kita sendiri. Tapi itu tidak sesulit kalau kita harus menulis satu tulisan yang bombastis sendiri.

hard_work

Intinya, kalau kita ingin memperoleh visitor yang banyak, butuh pemikiran dan kerja keras. Bahkan untuk tulisan yang paling mudah sekalipun.

Coba lah susun sebuah post list sepanjang 100 item. Jadikan itu posting terbaik anda, dan lihat bagaimana effort yang dibutuhkan untuk menyusunnya.

3. Kolaborasi

Ini masih berkaitan dengan no. 1. Begitu saya selesai dengan post list tersebut dan mempublishnya, saya mengirimkan email kembali ke para blogger yang saya link postingnya.

collaborate

Tentunya tujuan awalnya buat sopan-santun. Saya minta dibantu untuk materi tulisan, tentu masuk akal kalau saya mengabari saya sudah selesai dan mengucapkan terima kasih.

Namun ternyata ada efek samping dari email-email tersebut. Dalam semalam, posting saya dilink oleh mereka, beberapa blog senior yang sudah kondang duluan. Dan akhirnya beberapa forum dan situs lain juga melink ke sana! Tentu, ujung-ujungnya traffic saya meningkat drastis. Mereka sendiri juga diuntungkan karena makin populer tulisan saya, maka mereka akan mendapatkan traffic dari tulisan itu. Win-win!

4. Menyebarkan Informasi

Pelajaran dari no 3. adalah kita butuh untuk menginformasikan ke orang lain. Mengandalkan search engine? Omong kosong. Untuk jangka panjang OK lah. Tapi page itu bisa muncul di Google kalau rank-nya tinggi. Untuk pemula, jangan harap! Bahkan untuk blog saya yang sudah punya PR 4, berapa traffic dari Google? No 10! Untuk akses ke arsip lama, Google memang OK. Tapi kalau posting baru yang 'hot'… kita harus cari cara lain.

traffic_source_thumb

5. Eksistensi

Terakhir dari pelajaran tersebut, adalah pentingnya eksistensi. Kita boleh saja mencoba mengirim informasi tersebut ke blogger lain. Mempromosikan via Twitter atau facebook. Digg, StumbleUpon… sebut saja semua.

mic

Masalahnya, kalau kita baru menulis satu-dua tulisan, baru beberapa kali update status Twitter… kita gak bisa berharap banyak. Kalau tulisan kita biasa saja, mereka akan bilang "Sapa lu?". Kalau agak bagusan dikit, jangan-jangan dikira copas. Eksistensi penting. Bergaul lah di beberapa social network. Efeknya mungkin akan berbeda untuk tiap blog. Di blog berbahasa Inggris saya, Twitter is the king. Sementara di blog berbahasa Indonesia, facebook lebih dominan. Tentunya saat kita sudah eksis, efek berantai dari sebuah posting akan lebih besar.

Apa Cerita Anda?

Pernahkah anda mencoba membuat post list? Apakah anda berhasil? Jika ya, apa yang membuat tulisan anda dapat sukses mendatangkan traffic? Jika tidak, menurut anda kenapa gagal? Silahkan diskusikan di sini!

Menulislah untuk Pembaca, bukan Mesin Pencari!

Posted: 23 Jun 2016 01:53 PM PDT

Saya datang terlambat. Training ini memang diadakan dari pagi, tapi saya sendiri baru pagi berangkat dari Jakarta. Alhasil saya baru masuk ke ruang training jam 10. Tapi tak apa, toh training untuk technical update ini pagi-pagi paling baru menginstall software dan mengkopi data latihan. Si instruktur mengangguk, saya memang sudah kenal dia cukup lama meski jarang ketemu. Dia kembali meneruskan instruksinya pada peserta lain.

Tak lama berselang, sewaktu akan break ia memotong training sejenak dan memperkenalkan saya.

"one who just join us is Edwin. He is an AE from our partner in Indonesia. He is a Revit expert… and also MicroStation expert…"

Well, itu tidak sepenuhnya benar, karena saya tahu banyak expert yang lebih menonjol di Indonesia, apalagi di Asia Tenggara. Tapi lalu ia membuka blog saya!

"I understand that many of you are new in this area. His blog is a good start for you to learn. And if your customers curious about Revit, you can also refer to his blog."

Wow… saya gak tau kalau principle software yang saya tulis, mengikuti blog saya. Apalagi merekomendasikannya!

Sewaktu break, saya juga mendapatkan sambutan yang cukup menyenangkan.

"That's why you look familiar. When I saw you enter the room, I thought I met you somewhere before…"

"I subscribed to your blog…!"

Dan beberapa tanggapan hangat lainnya.

Bagaimana teman-teman mengukur kesuksesan blog yang dimiliki? Sebagai blogger, kadang kita terlalu sibuk mengurusi statistik pengunjung, pagerank, alexa rank, pendapatan dari Adsense, Chitika, affiliasi Amazon, e-book atau berbagai hal lain yang kita anggap sebagai metrics. Blog memang ada di dunia maya. Karena itu wajar kalau kita mengukur performancenya dengan membandingkannya dengan fasilitas yang ada di dunia maya pula.

Namun kita perlu ingat, yang membaca blog adalah orang sungguhan. Meski mungkin efeknya tidaklah sedahsyat traffic dari Google search, tapi rekomendasi dari orang lebih personal. Orang yang menemukan blog kita dari Google mungkin hanya akan membaca sekali itu. Namun belum tentu akan kembali ke blog kita lagi. Rekomendasi dari teman akan lebih mengena, dan sangat mungkin akan menjadi pembaca setia blog kita. Misalkan teman-teman hendak menonton film, siapakah yang lebih teman-teman percaya? Rekomendasi teman atau dari Google search?

Menulislah untuk orang, karena yang akan membaca adalah orang sungguhan, bukan Google bot yang akan memeringkat situs teman-teman di hasil pencarian. Seandainya waktu itu saya menulis blog untuk mengejar peringkat Google, copas dari berbagai sumber, rasanya tanggapan mereka yang bertemu saya waktu itu akan berbeda. Setuju?

3 Alasan Kenapa Blogger Pahlawan Bangsa

Posted: 21 Apr 2016 06:03 AM PDT

Tidak terasa sudah hampir 3 tahun saya ngeblog. Berpindah-pindah antara beberapa blog, hosting dan domain. Saat ini saya punya 5 blog, meski 2 diantaranya bisa dianggap blog personal yang sifatnya suka-suka: kadang diupdate kadang enggak.

Satu blog, saya beranikan diri menulis dalam bahasa Inggris. Isinya sebetulnya gak jauh berbeda dengan blog utama saya. Dalam 6 bulan, banyak pengalaman baru yang saya dapat di sana. Dan bisa dikatakan, sekarang sudah menjadi blog utama saya, menggantikan blog yang berbahasa Indonesia.

Orang Indonesia Juga Bisa!

Mungkin teman-teman banyak yang sudah tau banyak blogger lokal yang namanya sudah dikenal di seluruh dunia. Sebut saja Michael Hutagalung dan Isnaini yang theme-nya dipakai banyak orang. Masih banyak lagi tentu. Tidak hanya atlit yang meraih medali yang bisa mengharumkan nama bangsa. Mungkin mereka lebih harum namanya ketimbang miss Indonesia yang tidak pernah menang di ajang miss Universe.

Dan tentu, mereka tidak segan mencantumkan bahwa mereka berasal dari Indonesia. Prestasi mereka tentu akan mengharumkan nama bangsa juga. Meski bisa dibilang new comer di dunia blog luar (selama ini masih bercokol di lokal) saya juga memberanikan diri memasang profil saya di halaman about. Misalnya semua blogger lokal melakukan hal sama, saya pikir banyak orang akan berpikiran 'Orang Indonesia juga bisa!'.

Informasi Wisata

Banyak orang yang bilang kalau wisata di Indonesia sebetulnya jauh lebih memikat ketimbang di Malaysia atau Thailand yang terkenal dengan Pattaya atau Phuket-nya. Yang mungkin membedakan adalah bangsa kita jarang memelihara fasilitas wisata itu dan mempromosikannya. Dari dulu slogannya tetap 'Visit Indonesia year xxxx' tanpa ada perubahan. Hanya angka tahunnya aja yg ganti. Bandingkan dengan Malaysia yang punya slogan 'Malaysia Trully Asia' dan juga memasang billboard besar di perempatan Kuningan 'Calling all shopaholic'. Mereka punya visi, kita tidak.

Nah, kenapa kita enggak mempopulerkan budaya dan warisan bangsa lewat blog? Jangan seperti kasus batik yang diklaim Malaysia baru heboh. Bukan salah Malaysia juga, karena mereka memang punya batik, meski gak sebagus batik kita.

Populerkan juga bahwa Indonesia bukan hanya Bali! Menurut saya acara seperti koper dan ransel serta celebrity on vacation (maaf) sama sekali gak membantu. Saya percaya karya para blogger kita lebih bermutu daripada acara sarat iklan itu.

Pahlawan Devisa?

Yang ini sengaja saya taro di paling akhir dan diberi tanda tanya. Kita tahu cukup banyak blogger lokal yang berhasil meraup dollar dalam jumlah yang lumayan tiap bulannya. Uang dollar itu masuk ke Indonesia dan dibelikan barang kebutuhan di Indonesia. Mungkin dipake untuk beli sego pecel atau nongkrong di angkringan sambil memikirkan posting selanjutnya. Artinya mereka mendatangkan devisa. Ini bedanya dengan koruptor yang mengambil duit rakyat dan dibelikan barang-barang impor. Atau malah sekalian buat jalan-jalan keluar negri.

Kenapa saya kasih tanda tanya, ya karena gak semua blogger bisa sampai ke tahap itu. Kalau kita masih punya ratusan visitor sehari masih terjal jalan yang mesti dilewati. Meski kalau kita serius mengelolanya sebagai bisnis, kita bisa saja memperoleh nilai yang lumayan.

Jika teman-teman ingin sedikit gambaran, saya memiliki sekitar 400+ unique visitors perhari. Chitikamemberikan saya sekitar US$ 1.8. Adsense sekitar US$ 2.5. Afiliasi Amazon memberikan sekitar US$ 3. Hanya sekitar US$ 7-8 perbulan. TIdak banyak. Saya memang juga tidak terlalu berharap banyak, karena blog itu memang baru berumur 6 bulan lebih. Tapi saya percaya 2-3 tahun lagi akan jauh lebih berkembang.

Sedikit tambahan info: saya baru saja mencoba menjual e-book tulisan saya sendiri di blog itu, dengan opsi pembayaran via Paypal. Dalam 10 hari, saya bisa memperoleh US$ 60. Sekitar 30x lebih banyak dari yang dihasilkan Adsense selama sebulan :) Saya sendiri berharap bakal merilis 1 e-book setiap beberapa bulan sekali. Jadi jangan putus asa kalau Adsense tidak memberikan hasil sesuai harapan. Mungkin, kelak teman-teman bisa jadi pahlawan devisa juga!

Ada alasan lain, kenapa blogger bisa disebut sebagai pahlawan bangsa?

Latihan Nulis dengan Ngeblog Yuk!

Posted: 15 Mar 2016 05:14 AM PDT

Saya tidak tahu persis berapa banyak jumlah blogger di dunia, atau di Indonesia. Entah berapa banyak pula jumlah posting baru yang dibuat seluruh blogger tersebut. Tapi saya yakin banyak. Ratusan ribu posting rasanya jumlah yang masuk akal. Artinya, arus informasi, tutorial, opini dari para blogger ini mengalir sangat deras. Mungkin lebih deras dari media utama online. Dan tentunya lebih deras dari media cetak. Misalnya layanan microblogging Twitter, mengalahkan media utama saat pemberitaan pesawat jatuh. Semakin banyaknya pengguna ponsel dengan koneksi internet memungkinkan anda mengupdate status, mengupload foto, dan membuat posting pendek (atau panjang jika cukup tabah).

Saya gak ingat persis pernah baca di mana. Tapi kecenderungan pengguna internet sekarang juga sudah bergeser. Tidak lagi melulu membaca situs berita dan informasi dari media utama. Tapi juga jejaring sosial, blog, dan microblogging. Membaca status teman di Facebook lebih menarik hati ketimbang membaca berita politikus kena tangkap KPK. Berita baru, tapi basi. Berita teman yang menulis status 'waktunya untuk nyicil benerin mobil nih.. (kebangetan banyak rusaknya ;p)' lebih ditunggu. Media cetak yang sudah berguguran, bisa disusul oleh media online karena pangsa pasarnya beralih. Kita tahu mereka hidup dari iklan. Kalau iklannya makin dikit yang lihat, tentu bikin deg-deg plas juga.

Buku juga setali tiga uang. Siapa yang mau mengeluarkan uang untuk membaca beberapa halaman yang dibutuhkan saja? Saya butuh info tutorial WordPress misalnya. Saya beli buku WordPress, dan ternyata hanya beberapa halaman yang saya belum tahu. Untuk apa? Berbagai blog banyak membahas tutorial WordPress. Dari basic sampai advanced. Informasi itu tersedia gratis di internet, oleh para blogger, dan seringkali infonya mengalahkan kualitas tulisan di buku-buku yang tidak gratis.

Kalau bicara market, saya gak bisa ngomong banyak. Setiap orang pasti punya selera yang berbeda dalam memperoleh informasi. Saya sudah meninggalkan berlangganan koran sejak bertahun-tahun yll. Karena datangnya lebih sering saat saya sudah berangkat ke kantor. Membaca koran di sore hari rasanya sudah tidak masuk akal, kecuali gratis. Tapi mungkin masih ada yang membelinya dijalan, membaca di belakang mobil, sementara sang supir berjuang dikemacetan lalu lintas. Ada yang lebih suka mengintip media online di komputer kantor setiap selang waktu tertentu, disela-sela waktu luang, atau melalui RSS. Ada lagi yang membaca berita melalui ponsel. Sebagian masih setia membaca buku untuk belajar, sebagian lainnya belajar sendiri, mengikuti forum, atau mencari tutorial di internet.

Yang pasti, media cetak ataupun online tidak lagi berjalan sendiri. Entah koran, tabloid, atau buku. Mereka sekarang punya pesaing: para blogger. Banyak blogger yang mutu tulisannya di atas media utama. Seorang wartawan senior yang punya kolom sendiri, kalau hanya menulis opini pribadi yang nyinyir dan menyerang pihak tertentu, rasanya tidak lagi relevan. Banyak blogger yang menulis dengan elegan.

Mereka harus mulai memperbaiki kualitas tulisannya, membuat inovasi baru, dan harus menemukan cara untuk menjualnya dengan harga murah. Koran gratis sudah tidak asing lagi. Kalau tidak, siap-siap saja gulung tikar. Yang diuntungkan tentu kita semua. Dapat informasi bermutu dan murah. Kualitas tulisan juga harus lebih baik, tidak sekedar memburu sensasi. Saya berharap kelak televisi juga dapat saingan sepadan seperti media utama vs blogger sekarang. Supaya sinetron dan acara gosip yang tidak bermutu bisa berkurang atau bahkan hilang.

BlackBerry, Blog, dan Bisnis

Posted: 10 Mar 2016 06:22 PM PST

blackberryTahun 2009 memang tahunnya BlackBerry. Banyak orang yang berpaling dan membeli telpon pintar itu. Bahkan beberapa ponsel yang tidak sepintar BlackBerry terkena cipratan rejeki karena dibuat mirip. Apalagi diiklankan bisa mengakses facebook, twitter, dan sebagainya. Padahal hal-hal itu sudah bisa dilakukan ponsel yang sudah ada dari dulu, selama sudah punya fasilitas GPRS dan punya browser.

BlackBerry awalnya dikembangkan untuk bisnis. Fitur email dan messagingnya memudahkan penggunanya untuk selalu update di mana saja. Kemudian kelompok 2.0 menemukan bahwa mereka bisa menggunakannya untuk update status jaringan sosialnya. Mungkin, mayoritas pengguna BlackBerry lebih banyak menggunakannya untuk keperluan itu daripada bisnis.

Mengupdate status memang menyenangkan. Tapi apakah itu punya pengaruh ke bisnis AKA menghasilkan uang? Bisa ya, bisa tidak. Kalau kita artis yang harus selalu update agar tidak dilupakan fans, mungkin kita harus selalu update status. Mungkin kita juga bisa menggunakannya untuk membuat jaringan bisnis. Tapi kalau mau jujur, hal ini langka. Kalau kita mr/miss update yang selalu mengupdate status seperti: 'wah, jalanan macet pagi ini :( ' lalu 5 menit lagi lanjut 'duhhh… ternyata ada truk mogok'. Sampai akhirnya 'alhamdulillah, gak telat sampai kantor…kurang 5 menit lagi ;) '. Saya tidak bilang itu jelek. Tapi ada gunanya untuk membentuk jaringan bisnis? Saya rasa tidak.

Blog kebalikan dari BlackBerry. Awalnya dibuat untuk web log, atau catatan online. Namun banyak yang kemudian memanfaatkannya sebagai CMS website. Isinya? Bisa apa saja. Mulai dari diary online, knowledge sharing, sampai memasarkan produk. Yang ingin saya tekankan di sini: blog anda untuk apa?

Ada orang yang menulis di blog karena memang suka. Karena yang ditulis memang berguna (atau menarik), akhirnya membuat peluang baru untuk empunya blog. Mulai dari yang paling sederhana, memasang iklan, sampai tawaran bisnis. Mulai dari nulis buku sampai jadi artis. Mereka yang merasakan keuntungannya mulai menseriusi blognya. Tapi banyak juga yang berhenti di tengah jalan karena merasa jenuh, blognya gak kemana-mana. Padahal blognya sudah populer, dikunjungi banyak orang, menghabiskan banyak waktu. Tapi toh hasilnya tidak seberapa. Popularitas blog memang tidak selalu berbanding lurus dengan penghasilan blog. Blog yang dikunjungi 500rb unique visitor, mungkin cuma menghasilkan US$ 1000 perbulan. Tapi saya juga pernah menemukan blog yang bisa menghasilkan uang yang sama dari 500an pengunjung saja sehari. Logikanya, kalau punya traffic 1000x lebih besar, harusnya incomenya juga 1000x lebih besar dong! Gak juga ternyata.

Apa yang membedakan keduanya? Blog yang terakhir memang dibuat sebagai blog bisnis. Saya mempelajari bahwa monetize blog itu tidak sesederhana yang sering dibahas orang. Banyak buku 'nyari duit online' atau tips dari blogger yang bilang cukup nyari peringkat tinggi di Google, nyari visitor yang banyak, lalu pasang AdSense. Nonsense. Kalau kita ingin serius mencari uang dari blog, maka kita harus memperlakukannya sebagai bisnis. Kita harus punya planning, kalau perlu bussines plan sampai ke sales funnel. Mulai dari content, layout, SEO, produk, affiliasi, dan sebagainya. Kalau memang untuk senang-senang dan memasang iklan sebagai tambahan untuk bayar hosting+domain, itu lain cerita. Tinggal pasang layanan PPC, dan gak perlu diurus. PPC memang paling gampang, tapi nilainya juga paling kecil.

Saya tidak bermaksud menulis ini untuk membuat teman-teman patah semangat dan batal ngeblog. Sebaliknya, kalau teman-teman mulai ngeblog karena dengar gosip nyari uang dari blog itu gampang, itu memang cuma gosip. Dalam hitungan minggu atau bulan, blog yang mulai dengan motivasi seperti ini biasanya sudah patah arang. Sama seperti di dunia nyata, gak ada cara nyari uang yang gampang. Butuh kerja keras.

Banyak alasan lain untuk ngeblog. Dan rata-rata blogger yang mulai dengan alasan lain itu punya dedikasi tinggi ketimbang blogger yang mulai karena ingin dapat uang 'panas'. Saya berharap, teman-teman mulai ngeblog dengan alasan itu. Kalaupun ingin punya blog untuk mencari uang, sudah siap memperlakukannya sebagai bisnis dan mau bekerja keras.

Bercuit-cuit dengan Twitter

Posted: 14 Feb 2016 12:11 PM PST

Sudahkah teman-teman menggunakan Twitter sebagai Blog?

Saya sebetulnya sudah lama punya account Twitter. Butuh waktu cukup lama bagi saya untuk memahami kegunaan Twitter ini. Awalnya, saya mendaftarkan account di Twitter, mencoba mempost beberapa tweets (posting di twitter, atau cicit-cicit para Twitters) dan menunggu apa yang terjadi. Tidak ada apa-apa.

Is this what Twitter all about? Not fun…

Saya juga mencoba mengikuti beberapa account blogger kondang di Indonesia, kadang mencoba me-reply tweets mereka tanpa ada balasan apapun. Sepertinya para blogger Indonesia punya account Twitter hanya sekedar punya, membuang link ke blog mereka dan berharap mampu menarik pengunjung. Kadang update di Twitter menggunakan plugin yang otomatis posting ke Twitter kalau blognya di update. Yang muncul: new blog post: judul posting dan link. Atau layanan update status secara bersamaan seperti hellotxt.

Not fun…

Justru mereka yang memanfaatkan Twitter sebagai social network lebih fun untuk diajak ber-cit..cit..cuit. Bahkan para selebritis lebih rajin membalas tweets pengikutnya. Blogger biasanya justru pemalas :D

Namun akhirnya saat saya mencoba membuat account baru untuk blog bahasa Inggris saya, baru saya menemukan bahwa Twitter is actually fun!

Kalau ingin mengetahui Twitter , saya mengulasnya secara ringkas di blog saya. Atau bisa lihat slide presentasi ini untuk lebih detail. Ilman juga pernah memberikan pandangan mengenai micro-blogging. Tapi kali ini saya gak ingin menulis secara teknis. Tapi manfaatnya.

Twitter untuk Menambah Value seorang Blogger

Twitter is a totally different animal. Kita harus menghargai Twitter sebagai bagian terpisah dari blog kita. Sejalan dengan 6 tips aturan ngeblog dari rekan Eka: penyediaan nilai dan ambil bagian dalam percakapan. Boleh saja tentu, menggunakan Twitter untuk menambah value dari blog kita. Kadang orang malas mengikuti excerpt atau ringkasan dari blog kita yang kadang cukup panjang dan berbelit. Tulis intisarinya di Twitter dan link ke blog kita. Tapi jangan sekedar pelengkap penderita dari blog kita.
twitter_topic_search_thumbTwitter digadang-gadangkan sebagai 'pembunuh' RSS. Banyak orang sekarang lebih suka mengikuti topik di Twitter ketimbang mengikuti feeds dari satu-dua blog. Oh ya, di Twitter kita bisa mengikuti topik, bukan orang saja. Jika kita mengikuti update teman-teman, mengikuti updatenya akan menyenangkan. Tapi jika kita ingin update dari topik tertentu, bisa-bisa kita harus mengikuti puluhan atau ratusan orang sekaligus. Itupun mereka tidak selalu mengupdate soal topik yang kita harapkan. Jika anda tertarik mengikuti topik, menggunakan aplikasi desktop seperti Tweetdeck akan sangat membantu.

Bahkan Google, mulai merasa terancam dengan adanya Twitter ini. Semua informasi di Twitter diupdate secara live. Pada saat berita meninggalnya Michael Jackson, jutaan orang membanjiri Google Search untuk mencari info itu. Tapi mereka harus kecewa karena hasil search baru muncul di Google beberapa jam (kadang beberapa hari) setelah satu halaman dipublish di internet.

Tapi jangan lupa, ambil bagian dari percakapan. Jangan kecewakan orang yang mengajak kita berdiskusi. Karena setelah itu mereka bisa berhenti mengikuti update kita. Meski mereka bisa mengikuti topik, mengikuti kita bisa lebih menyenangkan jika kita memberikan tanggapan secara personal.

Twitter sebagai Sumber Inspirasi

Bukan sekali-dua blogger kehabisan inspirasi. Di Ayo Ngeblog saja sering dibahas :) Banyak cara untuk memperoleh inspirasi, diantaranya berdikusi dengan orang yang punya rasa tertarik yang sama. Atau mengikuti apa saja yang sedang hot dibicarakan. Di Twitter, kita bisa memperolehnya! Ingin tahu apa pendapat orang tentang Windows 7? Atau apa yang dibicarakan mengenai hal-hal yang terkait dengan blog anda? Kita mungkin sekali akan menemukan informasi yang lebih fresh daripada apa yang sedang beredar di Google Search, situs berita, atau RSS yang kita ikuti.

Sudahkah teman-teman menggunakan Twitter sebagai Blog?

Blogger Membuat Dunia Jadi Lebih Baik!

Posted: 22 Jan 2016 06:12 PM PST

Saya tidak tahu persis berapa banyak jumlah blogger di dunia, atau di Indonesia. Entah berapa banyak pula jumlah posting baru yang dibuat seluruh blogger tersebut. Tapi saya yakin banyak. Ratusan ribu posting rasanya jumlah yang masuk akal. Artinya, arus informasi, tutorial, opini dari para blogger ini mengalir sangat deras. Mungkin lebih deras dari media utama online. Dan tentunya lebih deras dari media cetak. Misalnya layanan microblogging Twitter, mengalahkan media utama saat pemberitaan pesawat jatuh. Semakin banyaknya pengguna ponsel dengan koneksi internet memungkinkan anda mengupdate status, mengupload foto, dan membuat posting pendek (atau panjang jika cukup tabah).

Saya gak ingat persis pernah baca di mana. Tapi kecenderungan pengguna internet sekarang juga sudah bergeser. Tidak lagi melulu membaca situs berita dan informasi dari media utama. Tapi juga jejaring sosial, blog, dan microblogging. Membaca status teman di Facebook lebih menarik hati ketimbang membaca berita politikus kena tangkap KPK. Berita baru, tapi basi. Berita teman yang menulis status 'waktunya untuk nyicil benerin mobil nih.. (kebangetan banyak rusaknya ;p)' lebih ditunggu. Media cetak yang sudah berguguran, bisa disusul oleh media online karena pangsa pasarnya beralih. Kita tahu mereka hidup dari iklan. Kalau iklannya makin dikit yang lihat, tentu bikin deg-deg plas juga.

Buku juga setali tiga uang. Siapa yang mau mengeluarkan uang untuk membaca beberapa halaman yang dibutuhkan saja? Saya butuh info tutorial WordPress misalnya. Saya beli buku WordPress, dan ternyata hanya beberapa halaman yang saya belum tahu. Untuk apa? Berbagai blog banyak membahas tutorial WordPress. Dari basic sampai advanced. Informasi itu tersedia gratis di internet, oleh para blogger, dan seringkali infonya mengalahkan kualitas tulisan di buku-buku yang tidak gratis.

Kalau bicara market, saya gak bisa ngomong banyak. Setiap orang pasti punya selera yang berbeda dalam memperoleh informasi. Saya sudah meninggalkan berlangganan koran sejak bertahun-tahun yll. Karena datangnya lebih sering saat saya sudah berangkat ke kantor. Membaca koran di sore hari rasanya sudah tidak masuk akal, kecuali gratis. Tapi mungkin masih ada yang membelinya dijalan, membaca di belakang mobil, sementara sang supir berjuang dikemacetan lalu lintas. Ada yang lebih suka mengintip media online di komputer kantor setiap selang waktu tertentu, disela-sela waktu luang, atau melalui RSS. Ada lagi yang membaca berita melalui ponsel. Sebagian masih setia membaca buku untuk belajar, sebagian lainnya belajar sendiri, mengikuti forum, atau mencari tutorial di internet.

Yang pasti, media cetak ataupun online tidak lagi berjalan sendiri. Entah koran, tabloid, atau buku. Mereka sekarang punya pesaing: para blogger. Banyak blogger yang mutu tulisannya di atas media utama. Seorang wartawan senior yang punya kolom sendiri, kalau hanya menulis opini pribadi yang nyinyir dan menyerang pihak tertentu, rasanya tidak lagi relevan. Banyak blogger yang menulis dengan elegan.

Mereka harus mulai memperbaiki kualitas tulisannya, membuat inovasi baru, dan harus menemukan cara untuk menjualnya dengan harga murah. Koran gratis sudah tidak asing lagi. Kalau tidak, siap-siap saja gulung tikar. Yang diuntungkan tentu kita semua. Dapat informasi bermutu dan murah. Kualitas tulisan juga harus lebih baik, tidak sekedar memburu sensasi. Saya berharap kelak televisi juga dapat saingan sepadan seperti media utama vs blogger sekarang. Supaya sinetron dan acara gosip yang tidak bermutu bisa berkurang atau bahkan hilang.

Ngeblog untuk Membentuk Komunitas

Posted: 17 Jan 2016 08:18 AM PST

Salah satu hal yang saya rasakan dalam bidang engineering, terutama pengguna CAD, adalah sulitnya mereka berbagi. Mailing list, forum, tidak pernah meriah. Akhirnya saya lebih memilih untuk mengikuti forum dan mailing list luar. Meski harus menggunakan bahasa Inggris, tanggapan di forum dan mailing list tersebut jauh lebih cepat. Saya sendiri gak terlalu bermasalah menggunakan bahasa Inggris secara tertulis. Meski kadang harus membuka dua buku sakti bernama kamus. Ini beberapa tahun yang lalu.

Kemudian saya mulai mengenal 'animal' bernama blog. Tak disangka, blog niche tentang CAD ini cukup cepat berkembang. Beberapa teman tertarik untuk ikut menyumbangkan tulisan. Mereka kemudian menjadi kontributor tetap di blog saya. Tidak sampai satu tahun, sudah lima orang yang menjadi kontributor. Meski saya tidak pernah menjanjikan adanya imbal balik berupa materi ataupun lainnya. Harapan mulai muncul bagi saya. Ternyata banyak juga di komunitas pengguna CAD yang mau berbagi! Mungkin hanya tidak tahu bagaimana.

Mungkin saja, sebetulnya mereka tidak punya waktu dan akses ke forum dan mailing list. Yang suka memantau statistik situsnya pasti tahu, kalau weekend dan libur pasti jumlah pengunjung turun drastis. Sepertinya kantor masih jadi andalan untuk akses internet gratis. Dan kalau mereka tidak diberi akses internet, tentu tidak dapat mengakses website, forum, dan mailing list. Kadang malah yahoogroups ditutup karena dianggap jadi sarana rumpi dan berbagi file-file attachment yang kadang saru. Selain katanya berbahaya karena bisa menyebarkan virus, juga ngebebanin bandwith yang dipake rame-rame.

Meski demikian masih ada satu hal yang mengganjal. Blog tersebut sepi komentar. Meski saya gak terlalu peduli dengan jumlah komentar, rasanya sedikit mengusik rasa penasaran juga. Tapi sesudah membaca tulisan mas Budi Putra ini, sayapun maklum. Bidang yang termasuk serius mungkin memang akan lebih sering hanyadipentelengi tanpa dikomentari. Namun setelah beberapa lama, setelah beberapa pengunjung setia terbentuk, komentar mulai bermunculan. Meski hanya satu-dua perposting.

Tidak sampai setahun, blog tersebut semakin ramai dikunjungi orang. Terkadang beberapa tulisan mendapat komentar yang cukup banyak. Seperti saat saya meminta feedback, apakah jika kumpulan tulisan di blog itu dibuat e-book akan banyak diminati. Saya mulai menyadari satu hal. Blog itu telah menjadi komunitas. Beberapa pengunjung yang rajin datang mulai memberikan saran-saran jika diminta. Mungkin sebelumnya karena saya dan rekan-rekan kontributor lain hanya fokus di tutorial yang sifatnya terlalu teknis, banyak yang ragu memberikan komentar. Takut salah. Takut kalau nanya dianggap bodoh. Atau gak tau mesti komentar apa. Penyakit yang sama jika ada guru yang bertanya siapa yang belum mengerti. Biasanya para murid akan diam seribu bahasa. Diamnya bukan karena sudah mengerti. Takut dianggap bodoh mungkin, atau takut dianggapkeminter.

Meski sebuah blog adalah blog yang serius dan niche, ada baiknya kita membentuk diskusi dengan topik yang lebih santai. Topik yang bisa disambut semua orang. Bisa direspon dengan santai. Tidak ada salahnya membuat brand untuk komunitas itu. Yang sudah saya coba pancing adalah dengan stiker. Ternyata peminatnya ada saja. Meski gak sampai balik modal, apalagi untung, saya gak kecewa. Minimal mereka senang bisa jadi bagian dari komunitas yang terbentuk. Saya juga senang karena stiker itu bisa jadi sarana iklan yang lumayan awet.

Saya kemudian mencoba mengadakan kopi darat. Ternyata sambutannya cukup mengejutkan. Meski karena cuaca buruk dan banyaknya janur kuning bertebaran di seantero Jakarta, banyak yang akhirnya berhalangan. Saya terkesan bahwa ada yang mengatakan akan berusaha datang dari Malang. Sayang, di saat terakhir dia membatalkannya. Yang datang paling jauh dari Bandung. Sudah begitu bawa oleh-oleh pula. Beberapa yang datang kemudian berjanji akan memperkenalkan blog itu ke teman-temannya. Bahkan akan membantu penjualan cd dan menawarkan membuat kalender atau kaos. Blog itu betul-betul sudah menjadi komunitas!

Saya akhirnya juga membuat sebuah subdomain untuk forum dengan maksud semua bisa cuap-cuap dan gak bingung harus nulis di mana. Di bagian komentar, seringkali jadi Jaka Sembung alias gak nyambung dengan postingnya. Meski masih sangat jauh dari besar, forum ini juga mulai tumbuh.

Kata orang bijak, mulailah dengan sesuatu. Kita berharap ini-itu, tapi tentu tidak akan tercapai jika tidak pernah memulainya. Ingin dapat undian tapi gak pernah beli lotre. Ingin punya tabungan hari tua tapi gak pernah menyisihkan pendapatan untuk ditabung. We've got to start it somewhere. Sebagai blog yang baru berumur 9 bulan, saya senang dengan pekembangannya. Mudah-mudahan dapat membentuk komunitas yang lebih solid. Dan tentunya, menambah teman. Ini yang menurut saya 'priceless'.

Pelajaran dari tayangan tv di bulan Ramadhan

Posted: 04 Jan 2016 01:48 PM PST

Di bulan suci Ramadhan ini, stasiun televisi punya jam tayang utama baru. Tidak hanya jam 7-10 malam seperti biasa, tapi juga di waktu sahur dan berbuka.

watching-tv

Kalau teman-teman mengikuti berita, pasti tahu bahwa KPI cukup direpotkan di bulan Ramadhan ini. Hanya dalam satu minggu, kita sudah lihat ada dua tayangan yang dianggap bermasalah. Pertama sebuah acara di stasiun televisi. Kedua, tayangan adzan yang disisipi iklan.

Meski tv bukanlah blog, tapi pada dasarnya bisa ditarik garis merah. Kita ingin membuat tulisan (acara, kalau di tv) kita dibaca banyak orang. Beberapa dari kita, menampilkan iklan di blognya untuk mendapatkan pemasukan. Ada yang malu-malu, ada juga yang terlalu membabi-buta.

Ada pelajaran yang bisa kita tarik dari kedua hal tersebut, agar kita terhindar dari masalah serupa.

Buatlah tulisan yang positif, jangan mengejar rangking

Idealnya tentu, acara sahur diisi acara yang berkaitan dengan agama Islam. Bagusnya mendukung dan membantu para pemirsanya dalam beribadah di bulan suci ini. Sayangnya, banyaknya orang yang melek di jam itu, dianggap sebagai peluang untuk menarik orang untuk menonton stasiun tv tertentu.

Lawakan yang bersifat fisik dan bahkan kadang menghina. Seingat saya, di awal tahun 2000an trend ini sudah ada. Bukannya tayangan tv semakin baik, justru sekarang ditiru oleh hampir semua stasiun tv. Demi rating, tv yang semestinya membawa unsur edukasi, mengabaikan etika.

Bagaimana dengan blogger?

Blogger juga banyak yang mati-matian berusaha agar tulisannya di baca orang. Mulai dari memenuhi timeline di twitter, men-tag orang agar membaca note di facebook, sampai ke SEO. Yang terakhir ini yang ingin saya kaitkan dengan rating tv.

Banyak webmaster dan blogger yang mengagung-agungkan SEO agar blognya banyak di baca. Menurut saya SEO itu omong kosong. Perlu, tapi gak sepenting itu. Saya pernah juga mencoba software SEO yang bisa membantu saya mengoptimalkan rangking situs saya di search engine. Hasilnya?

Tulisan saya agak sulit di baca karena saya maksa untuk mengikuti panduan SEO yang ada. Banyak kata-kata yang harus diganti. Dan sedihnya, justru tulisan saya yang tidak saya optimalkan dengan software itu justru merupakan tulisan terpopuler di blog saya. Akhirnya saya berhenti menggunakan software itu.

Setiap search engine berusaha membuat hasil pencariannya relevan dan memberikan hasil terbaik untuk pembaca. Panduan SEO yang anda baca saat ini, belum tentu masih relevan tahun depan. Apakah anda akan mengupdate semua tulisan di blog anda supaya memenuhi panduan SEO yang baru? Kenapa kita tidak mulai saja menulis untuk pembaca, dan biarkan mereka menikmatinya?

Coba anda lihat blogger-blogger yang populer. Mereka punya banyak twitter follower, facebook fans, rss subscribers. Dari pengalaman saya, mereka bisa memberikan traffic yang jauh lebih tinggi dari search engine. Dan pada akhirnya, penulis dengan pembaca setia tinggi punya rating yang bagus di mesin pencari. Bukan blogger antah berantah yang memaksakan optimasi SEO.

Selain itu, banyak situs yang jumlah pengunjungnya anjlok setiap ada perubahan algoritma mesin pencari. Rekomendasi pengunjung tidak akan pernah turun selama tulisan anda bagus!

Jangan berlebihan memasang iklan

Anda memasang iklan di blog anda? Tidak ada masalah. Tapi jangan sampai berlebihan.

Iklan di dalam adzan tentunya sangat merendahkan. Sejujurnya, adzan magrib di bulan puasa mungkin memang acara dengan rating tertinggi. Banyak yang sudah bersiap di meja makan sambil menonton tv menunggu adzan magrib. Hal itu dianggap sebagai peluang untuk memasang iklan.

Tidak hanya itu sebetulnya. Banyak acara tv yang disisipi iklan. Acara masak-memasak yang diselipi iklan obat kolesterol sampai bumbu penyedap. Kenikmatan menonton acara itu jadi hilang karena iklan yang tidak pada tempatnya.

Memasang iklan buat memperoleh tambahan penghasilan (atau malah utama) memang menggoda. Tapi tidak ada gunanya dilakukan berlebihan. Banyaknya iklan tidak hanya akan mengganggu, tapi juga membuat pengunjung kebingungan. Dan pada akhirnya tidak melakukan apa-apa.

Percayakah anda, dari pengalaman saya, iklan AdSense yang paling banyak diklik ternyata justru di bagian bawah tulisan? Bukan banner besar di sidebar, bukan di header. Nilai uangnya bisa 3-4 kali dari spot iklan lain, meski dari jumlah impresi lebih kecil. Kenapa?

Pembaca situs yang sampai ke bagian bawah tulisan anda sudah memperoleh rasa percaya dan nyaman. Lalu mulai mencari apa yang bisa dilakukan setelah membaca tulisan anda. Adanya iklan di sana(atau umum juga orang menambahkan share button), akan jadi sasaran klik mereka.

Win-win solution. Mereka membaca tulisan anda tanpa terganggu. Lalu anda sendiri bisa memperoleh penghasilan dari iklan cukup baik.

Bagaimana dengan anda?

Apakah selama bulan Ramadhan ini ada pelajaran positif atau negatif yang bisa anda ambil?

Adakah saran yang bisa anda berikan bagi teman-teman yang lain untuk dapat ngeblog lebih baik lagi?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Responses to “Ayo ngeBlog!”:

Leave a comment